Foto : Saat para tokoh Nasional dan PSHT mengikuti Rakernas di Madiun, Minggu (12/10/2024).
MADIUN I ponorogo.shterate.or.id – Menjadi sorotan menarik, Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) tahun 2024 yang digelar di padepokan Graha Krida Budaya, tepatnya di Jl. Merak No. 17 Nambangan Kidul, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun, menyentuh ketahanan Nasional.
Dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) kali ini, sejumlah tokoh nasional juga merupakan warga PSHT turut hadir sebagai pembicara. Di antaranya Brigjen Pol R. Achmad Nurwahid (BNPT), Laksamana Muda Dr. Yoos Suryono Hadi, M.Tr (Han), dan Dr. Didik Mukrianto, SH, MH.
Dari beberapa narasumber tokoh Nasional yang hadir tersebut, Mereka sempat menyampaikan materi terkait ketahanan Nasional, Radikalisme, dan pentingnya pemahaman terhadap 4 pilar kebangsaan, Minggu (12/10/2024).
Namun, yang menjadi sorotan menarik pada acara sarasehan tersebut adalah pemaparan dari Prof Warsito,S.Si., DEA., Ph.D Deputi V Kemenko PMK RI Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pembangunan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga. Prof. Warsito menyampaikan materi mengenai pembangunan revolusi mental dan kebudayaan. Pada kesempatan itu, dua perwakilan warga PSHT, Kangmas Sigid Agoes Hari Basoeki, SH, M.Sc dan Prayogi, SH, turut memberikan pandangan.
Kangmas Sigid, Ketua 1 PSHT Pusat Madiun, menyoroti perlunya pembinaan lebih dalam terkait penyaringan pengaruh budaya asing yang berdampak negatif, seperti game online, judi online, dan situs-situs yang merusak mental generasi muda. Sigid menyampaikan pentingnya filter budaya untuk melindungi anak-anak bangsa dari dampak buruk tersebut.
Sementara itu, Prayogi, SH pada kesempatan itu juga menambahkan bahwa pencak silat sebagai warisan budaya asli Indonesia harus dijadikan kurikulum di sekolah-sekolah, atau setidaknya sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib. Menurutnya, pencak silat tidak hanya mengajarkan kemampuan fisik, tetapi juga membentuk karakter dan mental yang positif, sehingga berperan penting dalam pendidikan karakter bangsa.
Prayogi juga menegaskan bahwa ancaman asing tidak hanya berupa agresi militer, tetapi yang lebih berbahaya adalah intervensi melalui budaya asing yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia. Dengan pencak silat dijadikan kurikulum, ia berharap siswa di tingkat dasar dan menengah dapat menjadi manusia berbudi luhur, yang memahami nilai-nilai kebenaran, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga turut memperkuat ketahanan nasional.
Warsito menyambut positif usulan tersebut dan menyatakan akan membawa materi ini ke dalam koordinasi lintas kementerian, yaitu Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pertahanan, dan Kementerian Pendidikan untuk ditindaklanjuti.
- Reporter : HUMAS-CABANG/ANG.